Pada hari Senin, 11 Agustus 2025, saya berkesempatan melakukan observasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas XII Paket A yang diampu oleh Bu Halimahtus Sakdiyah Sholihah, S.Pd.I. Materi yang dibahas adalah “Sabar dalam Musibah dan Ujian”, sebuah topik yang tidak hanya relevan secara akademis tetapi juga sarat makna kehidupan bagi para siswa.
Berdasarkan modul ajar yang disusun Bu Halimah, pembelajaran ini dirancang dengan pendekatan Experiential Learning dan Project-Based Learning, mengutamakan keterlibatan aktif siswa melalui diskusi, refleksi, dan kerja kelompok. Modul tersebut memuat alur pembelajaran yang mengaitkan konsep sabar dengan pengalaman nyata siswa, termasuk permainan Tebak Ayat untuk membangun antusiasme di awal pelajaran, penjelasan konsep dan macam-macam sabar dengan contoh kontekstual, hingga pembelajaran berdiferensiasi yang memberi kesempatan siswa memilih cara belajar sesuai kebutuhannya.
Hasil observasi menunjukkan bahwa seluruh fokus perilaku yang menjadi perhatian—mulai dari empati guru, pemahaman terhadap karakteristik siswa, hingga penghargaan terhadap usaha siswa—terlihat nyata di kelas. Bu Halimah membuka pelajaran dengan doa bersama, menanyakan kabar, melakukan absensi, hingga membangun suasana positif. Selama proses inti, beliau mampu mengondisikan kelas dengan baik, membagi kelompok secara strategis, memberikan arahan yang jelas, dan berkeliling memberikan penguatan. Penilaian dilakukan secara formatif selama diskusi berlangsung, dan setiap kelompok mendapat kesempatan mempresentasikan hasil kerja mereka.
Kegiatan belajar terasa hidup: siswa aktif bertanya, berdiskusi, dan mengaitkan materi dengan pengalaman pribadi. Permainan Tebak Ayat di akhir sesi menjadi penutup yang menyenangkan sekaligus menguatkan pemahaman. Lingkungan kelas tampak kondusif, siswa nyaman dan antusias mengikuti pembelajaran.
Meski demikian, ada ruang pengembangan lebih lanjut. Beberapa rekomendasi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain: melakukan rotasi peran dalam kelompok agar setiap siswa mendapat kesempatan memimpin dan berkontribusi; menambahkan pertanyaan lanjutan atau studi kasus untuk siswa yang lebih cepat memahami materi; memanfaatkan teknologi interaktif untuk memperkaya pengalaman belajar; memberikan tantangan tambahan bagi siswa yang lebih mandiri; serta menambahkan sesi refleksi singkat di akhir pembelajaran untuk memperdalam pemahaman dan nilai yang dipelajari.
Secara keseluruhan, pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan Bu Halimah tidak hanya berhasil menyampaikan materi akademis, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai kesabaran dalam interaksi nyata di kelas. Inilah pembelajaran yang menginspirasi—menggabungkan ilmu, pengalaman, dan pembentukan karakter dalam satu rangkaian yang utuh.