Pada hari Senin, 4 Agustus 2025, saya berkesempatan melakukan supervisi pembelajaran terhadap Bapak Supriyanto, S.Pd., guru mata pelajaran IPS (Sejarah) di kelas XII Paket B. Supervisi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan sekolah untuk memastikan kualitas pembelajaran yang bermakna, inspiratif, dan berpihak pada peserta didik.
Materi yang Kontekstual dan Kaya Nilai
Dalam pertemuan tersebut, Pak Supriyanto menyampaikan materi dari Bab 1: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan yang telah beliau susun dalam bentuk modul ajar yang sangat komprehensif. Materi ini tidak hanya berisi fakta sejarah, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, kerja keras, keberanian, dan persatuan.
Pembelajaran dirancang dalam empat pertemuan, mencakup:
- Perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan
- Upaya diplomasi
- Peran tokoh-tokoh pejuang
- Refleksi nilai perjuangan bagi generasi muda
Pendekatan yang digunakan berbasis proyek (project-based learning), diskusi kelompok, riset mandiri, dan pemanfaatan teknologi digital untuk mengakses sumber sejarah. Strategi ini sesuai dengan capaian pembelajaran fase F serta memfasilitasi dimensi Profil Pelajar Pancasila seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
Pelaksanaan Pembelajaran yang Inspiratif
Selama observasi, saya mendapati hampir semua fokus perilaku pembelajaran yang menjadi indikator supervisi telah dilakukan dengan baik oleh Pak Supriyanto:
- Mengkomunikasikan harapan tinggi pada semua peserta didik tanpa diskriminasi.
- Memberikan tantangan bermakna yang relevan dengan materi, disertai motivasi dan keyakinan bahwa siswa mampu mencapainya.
- Menggunakan media pembelajaran kreatif seperti lagu nasional untuk memantik rasa nasionalisme.
- Mengelola kelas dengan baik, mengenal karakter siswa, serta memberi perhatian yang setara.
- Mendorong partisipasi aktif seluruh siswa, termasuk yang biasanya pasif.
Kegiatan belajar terasa hidup, interaktif, dan menyenangkan. Siswa terlihat nyaman, antusias, serta terlibat aktif dalam diskusi maupun presentasi. Nilai-nilai sejarah tidak hanya disampaikan sebagai pengetahuan, tetapi juga dihidupkan melalui pengalaman belajar yang membangkitkan rasa cinta tanah air.
Catatan Reflektif dan Rekomendasi
Secara umum, pembelajaran berjalan sangat baik dan kondusif. Namun, untuk meningkatkan kualitasnya, ada beberapa rekomendasi:
- Peran kelompok lebih bervariasi: rotasi posisi seperti ketua, sekretaris, penanya, dan moderator agar setiap siswa berkontribusi optimal.
- Pendalaman scaffolding: memberikan bimbingan tambahan untuk siswa yang memerlukan, dan tantangan ekstra bagi siswa yang lebih cepat memahami materi.
- Penguatan penggunaan teknologi: memanfaatkan aplikasi interaktif secara lebih luas untuk memperkaya pengalaman belajar.
Supervisi ini membuktikan bahwa pembelajaran sejarah dapat dikemas secara kreatif, relevan, dan membangkitkan motivasi intrinsik siswa. Terima kasih kepada Bapak Supriyanto atas dedikasi dan semangatnya dalam membimbing generasi muda. Semoga praktik baik ini menjadi inspirasi bagi seluruh pendidik di SMAN 1 Bantaran untuk terus mengembangkan pembelajaran yang berpihak pada siswa dan membentuk pelajar berkarakter Pancasila.